Menceritakan sosok ibuk selalu
membuatku ingin menangis haru. Bagiku Ibuk ku adalah perempuan yang begitu luar
biasa. Aku menemukan sosok wonder woman dalam diri ibuk. Beliau lahir dan besar
dalam keluarga yang berkecukupan sehingga membuatnya tidak begitu lihai
mengerjakan pekerjaan rumah dan pekerjaan kasar lainnya. Namun ketika ibuk
memutuskan untuk menikah dengan abah, seseorang yang belum ibuk kenal, karena
memang pernikahan itu adalah perojodohan dari orang tua, ibuk sanggup segera
menyesuaikan dirinya. Setelah ibuk menikah dengan abah, ibuk tinggal di rumah
mertua dan harus mulai belajar melakukan pekerjaan pekerjaan yang belum pernah
beliau lakukan. Keadaan ekonomi keluarga saat itu pun sangat pas-pasan karena
memang belum ada persiapan financial yang matang. Ketika aku masih sekolah SD,
aku ingat betul, ibuk ikut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan
makanan di warung. Aku juga ingat, saat itu ibuk selalu repot membuat makanan
yang akan di jual. Ibuk juga selalu berusaha melakukan hal apapun sendiri.
Bahkan beberapa pekerjaan yang biasa di lakukan laki-laki, ibuk bisa
melakukannya. Membuat kandang ayam, mebuat tangga kayu, memperbaiki lantai
rumah, meperbaikai kamar mandi bocor, semuanya bisa ibuk lakukan sendiri. Aku
seringkali membayangkan jika berada di posisi ibuk, mungkin aku tak akan bisa
melakukannya.
Ketika
aku dan adik sudah mulai membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk melanjutkan
sekolah, ibuk selalu mencari cara agar aku dan adik bisa terus sekolah. Beliau
meyakinkan abah untuk membeli tanah di belakang rumah dan membuat kebun
blimbing di sana. Alasan ibuk sangat sederhana, beliau ingin turut serta
membantu abah menopang perekonomian keluarga. Ketelatenan dan keuletan ibu
mengurus pohon-pohon blimbing itu tidak perlu di pertanyakan lagi. Ibuk
melakukannya denga sepenuh hati. Bahkan semua tetangga tau dengan hal ini. Pagi
hari setelah memasakkan untuk abah, ibuk langsung mengecek ke kebun. Jika abah
sedang sibuk, ibuk biasanya menyiram, memupuk, membungkus buah-buah blimbingnya
sendiri. Aku saja yang masih muda, ketika mebantu membungkus buah-buah blimbing
hanya setengah hari sudah lelah sekali rasanya. Tapi ibuk tidak pernah
sekalipun mengeluh.
Ibuk
tidak hanya rajin bekerja, beliau juga rajin ibadahnya. Setiap sepertiga malam,
ibuk selalu bangun untuk shalat dan mendoakan anak-anaknya. Setiap siang
setelah shalat dhuhur, ibuk menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengaji.Ibuk
selalu berpesan padaku dan adik untuk selalu menyempatkan mebaca Al-quran setiap
hari meskipun sedang sibuk dengan berbagai macam tugas dan kegiatan. Pesan yang selalu beliau katakan setiap kali
menelpon. Ibuk tidak pernah lelah
mendoakan ku dan adik ku. Aku yakin sekali, jika saat ini aku dan adik ku bisa
sampai pada tahap ini, itu adalah berkat doa-doa ibuk yang tak pernah putus
untuk kami.
Ibuk
juga adalah satu-satu nya orang yang selalu menyemangati ku ketika semua orang
menentangku. Ketika aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah, banyak saudara yang
tidak menyetujuinya bahkan saat itu abah juga tidak meberikan ijin padaku. Tapi
ibu, beridiri di sampingku untuk terus menyemangatiku. Ibuk juga yang tak kenal
lelah membujuk abah agar memberi ijin padaku. Ibuk juga orang yang selalu
mendengarkan berbagai macam mimpi mimpiku dan selalu meyakinkanku untuk terus
berusaha menggapainya. Ibuk layak nya motivator hebat untuk ku.
Cara
ibuk mengungkapan rasa sayang pada anak-anaknya juga selalu membuatku haru.
Ibuk bukan tipikal orang yang bisa mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata
tapi beliau menunjukkannya dengan tindakan. Saat aku sakit, ibuk sering sekali
menyiapkan obat-obatnya untuk ku dan menungguiku meminum obatnya karena memang
aku susah sekali untuk minum obat. Saat aku tidur, ibuk diam-diam masuk ke
kamar ku dan menemani ku tidur. Saat aku kecapekan kuliah, ibuk selalu
menawarkan diri untuk memijit ku padahal aku tahu bahwa ibuk pasti lebih lelah
daripadaku. Bahkan, dulu saat aku berjerawat parah sekali dan tak kunjung
sembuh, ibuk membuatkan bedak tradisional sendiri untuk ku dan dengan telaten
membubuhkan bedak nya di wajahku ketika aku sudah tertidur dan lupa tak
memakainya.
Ibuk
juga sangat peduli dengan anak-anak kurang mampu di sekitar rumah. Beliau
selalu menyisihkan uang nya untuk anak-anak itu. Beliau juga mengumpulkan
anak-anak di rumah untuk belajar mengaji bersama dan membelikan berbagai buku
dan mainan agar mereka semangat untuk mengaji. Aku kagum dengan keinginnanya
untuk selalu berbagi. Ibu selalu bilang, meskipun kita bukan orang kaya tapi
kita harus selalu berbagi dengan orang lain.
Bercerita
tentang sosok ibuk tak akan pernah akan ada habisnya. Selalu saja ada hal-hal
yang mebuatku selalu bersyukur memilikinya. Semoga ibuk selalu di beri
kesehatan dan panjang umur agar aku dan adik punya kesempatan untuk terus
membahagiakannya.