Mengajar di salah satu
daerah tertinggal di Indonesia selama satu tahun membuat saya semakin menyadari
bahwa memang benar pendidikan di Indonesia ini belum merata. Menyaksikan dan
merasakan sendiri menjadi salah satu pengajar di daerah tertinggal memberikan
kesan yang begitu mendalam di bandingkan hanya dengan membaca cerita-cerita
tentang mereka.
Terjadi banyak sekali
ketimpangan yang di alami oleh siswa-siswa di sana. Mereka memang bersekolah
namun mereka tidak menerima hak mereka sebagai siswa. Sebagian besar waktu
mereka di sekolah hanya di gunakan untuk bermain. Sangat jarang jika ada guru yang datang tepat waktu,
melaksanakan tugas mengajar kemudian pulang tepat waktu juga. Jadi, jangan
salahkan mereka jika mereka jauh tertinggal dari siswa-siswa yang tinggal di
kota.
Ada salah satu hal yang
membuat saya merasa begitu miris. Saat bulan-bulan pertama disana, ada banyak
siswa yang belum bisa memahami bahasa Indonesia yang saya gunakan untuk
mengajar. Hal itu juga terjadi dengan saya karena saya juga belum bisa memahami
bahasa Indonesia yang mereka gunakan. Memang sebagian besar masyarakat, guru,
dan siwa menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang tercampur dengan
bahasa daerah. Aneh memang, kita berada di negara yang sama, negara Indonesia,
kita berbahasa nasional yang sama, bahasa Indonesia. Tetapi, kita sama-sama
tidak bisa memahami bahasa Indonesia yang kita gunakan.
Namun, ada hal yang
perlu di garis bawahi, mereka sama sekali bukan anak-anak yang bodoh. Bahkan sebagian
besar dari mereka mempunyai semangat belajar yang luar biasa. Ketika masih mengajar
disana, setiap pagi saat akan masuk ke
salah satu kelas, pasti akan ada
beberapa siswa dari kelas lain yang merengek menginginkan saya juga masuk di
kelas mereka. Sehingga tak jarang saya mengajar beberapa kelas dalam waktu yang
sama. Tidak efektif memang, tapi mau bagaimana lagi. Jika tidak begitu, maka
mereka sama sekali tidak mendapatkan pelajaran pada hari itu.
Keberadaan saya dan
teman-teman disana memang belum bisa mengubah apapun, tetapi setidaknya kami
bisa mengurangi rasa haus mereka akan pengetahuan. Tidak adil untuk membuat
mereka menunggu terealisasinya berbagai macam janji perubahan dari pemerintah.
Tidak cukup juga bagi mereka jika hanya kami yang berada disana. Mereka mebutuhkan pemuda-pemudi Indonesia
lainnya untuk berbagi ilmu dengan mereka.. Sungguh, mereka membutuhkan mu di
sana.
0 komentar:
Post a Comment