Yeaaayyy...akhirnya tantangan di bulan Januari ini terselesaikan, menulis dan mengepostkan tulisan di blog setiap hari sampai hari ke lima belas. Awalnya gak begitu yakin bisa tapi alhamdulilah ternyata selesai juga meskipun sempat hutang tulisan beberapa hari karena sedang sakit dan kehabisan ide menulis hehe. Di grup ODOP semua nya aktif menulis dan diksusi di grup WA jadi merasa malu sendiri kalau sampai gak bisa selesai di garis finish menyelesaikan tantangan ini. Salah satu tulisan selama tantangan ini yang paling banyak di baca adalah "I Miss You Hort..Cohort", tulisan yang di buat karena kerinduan terhadap teman-teman semasa kuliah. Sedangakn tulisan yang paling sedikit di baca adalah "Memilih Buku=Memilih Jodoh", sebenarnya tulisan lama yang kemudian saya tambahi lagi. Di karenakan tantangan bulan Januari sudah selesai maka tentu saja ada tantangan untuk bulan Februari. Dan tentu saja lebih "menantang" dari sebelumnya. Jika sebelumnya bebas menulis apa saja minimal 6 kalimat maka untuk bulan ini setiap hari kecuali weekend harus menulis minimal setengah halaman A4 dan di sesusaikan dengan tema yang sudah ditentukan. Minggu pertama tema nya tentang catatan harian, minggu kedua tentang topik yang sedang booming, minggu ketiga adalah menulis dengan menggunakan analogi. Well, semoga kali ini saya juga bisa menyelsaikan tantangan yang sudah diberikan dengan baik. Semangattttt!!!
#ODOP#OneDayOnePost#HariKeLimaBelas
Ketika
tulisan saya pernah terbit di sebuah koran lokal, teman dekat saya berkomentar
“sejak kapan bisa menulis? Dulu kan waktu ada tugas writing, kamu paling gak bisa”. Iya, saya ingat betul, dulu saat
diberi tugas sama dosen untuk menulis essai sekitar 1 lembar kertas A4, saya
benar-benar kesulitan sampai akhirnya minta bantuan teman untuk menambahkan
tulisan saya. Tidak pernah menyangka jika sekarang saya tertarik pada dunia tulis
menulis. Kalau di ingat-ingat, sebenarnya pertama kali saya membuat tulisan
yang lumayan runtut dan sampai selesai itu saat patah hati dan merasa kecewa.
Saat itu tiba-tiba saya ingin menuliskan semuanya, mungkin sebagai bentuk
luapan emosi yang tak tersampaikan. Tapi, begitu tulisan itu selesai, ya sudah
saya lama tak pernah menulis lagi hingga kemudian salah satu teman memberi tahu
bahwa tulisan nya dimuat di koran lokal. Wah, tentu saja tertarik untuk mencoba
apalagi bisa dapat honor dari pihak kampus jika tulisannya berhasil di muat di
koran tersebut. Awalnya sempat ragu, karena sampai satu bulan lebih, tulisan
saya belum juga diterbitkan. Saat itu, sampai sempat lupa juga kalau pernah
mengirimkan tulisan. Tapi, kemudian, teman saya memberitahu bahwa tulisan saya
sudah terbit beberapa hari yang lalu. Tentu saja saya sangat bahagia, hal
pertama yang terlintas di pikiran saya “ternyata saya bisa menulis ya”. Mulai
saat itulah saya mulai percaya diri untuk menulis. Hingga kemudian saya tertarik untuk daftar
menulis antologi. Saya kira, hal pertama yang perlu dimiliki seseorang yang
ingin menulis adalah rasa percaya diri untuk menulis. Akan lebih baik lagi,
jika mencoba menulis di media, meskipun masih koran lokal. Jika tulisannya
pernah diterbitkan, keinginan untuk menulis akan semakin tersulut.
#ODOP#OneDayOnePost#HariKeempatbelas
Bagi yang suka membaca dan
membeli buku tapi uang nya pas-pas an seperti saya, pasti pernah mengalami
kejadian ingin sekali membeli sebuah buku tapi uang nya masih belum cukup jadi
harus di tunda dulu pembeliannya. Nah, ketika uang sudah ada dan pergi ke
Gramedia ternyata disana ada berbagai macam buku-buku baru yang menarik.
Setelah melihat buku-buku yang lain tiba-tiba merasa lebih tertarik membeli
buku yang bukan direncanakan sebelumnya. Dan akhirnya, buku baru lah yang terbeli,
buku yang sebelumnya di inginkan pun menjadi kalah menarik. Hal seperti ini
tampaknya mirip dengan saat memilih jodoh. Ada kalanya merasa begitu tertarik
pada seseorang hingga membuat yakin ingin menghabisakan sisa hidup bersamanya,
namun tiba-tiba rasa itu sedikit demi sedikit menghilang atau tiba-tiba
menghilang ketika ada seseorang yang lain yang terlihat lebih menarik di mata
kita. Begitu mudahnya hati terboalk-balik. Oleh karena itu, memilih jodoh dan
kemudian menjalani hidup bersama pasangan tak cukup jika hanya di dasarkan pada
ketertarikan semata. Ilmu, iman dan komitmen adalah pondasi yang kuat yang akan
tetap menjaga sebuah hubungan ketika rasa ketertarikan mulai pudar dan ketika
ada begitu banyak hal-hal menarik lain nya yang berdatangan.
#ODOP#OneDayOnePost#HariKetigaBelas
#ODOP#OneDayOnePost#HariKetigaBelas
Tulisan ini pernah saya kirimkan saat ikut lomba menulis surat cinta tapi tidak menang hehe. Baru menemukan tulisan ini lagi di selipan file-file yang lain. Sengaja disahre di blog biar tersimpan dengan aman.
Ah ibu, sebenarnya aku tau kalau kau baru
saja menangis sore itu
Tapi kau tetap berusaha tersenyum di depan
ku
Aku tau kau terluka saat hanya bisa
menghidangkan nasi, kerupuk dan sambal untuk menu berbuka kita
Berbuka ala kadarnya karena memang uang
kita saat itu hanya cukup untuk membeli itu
Aku tau kalau kau sebenarnya tak masalah
dengan menu yang sederhana
Hanya kau merasa bersalah dengan anakmu,
memaksanya ikut merasakan kesulitan saat itu
Ah ibu, aku sebenarnya tau bahwa kau tak
tega memberikan itu untuk anakmu
Kau bilang kau sangat menyukai berbuka dengan menu itu
Tapi aku tau, kau hanya ingin membesarkan
hati anakmu
Sesungguhnya hatiku juga sedang terluka kala
itu, bu
Bukan karena menu sederhana, tapi
karena aku belum bisa membantumu
Aku hanya tersenyum dan dengan lahapnya
menghabiskan nasi di piringku
Aku ingin kau melihatku baik-baik saja
dengan keadaan kita saat itu
Tersenyumlah
ibu, kau sudah melakukan hal terbaik yang kau bisa demi keluargamu
Tersenyumlah ibu, asal kau tetap sehat dan berada
disampingku, itu sudah cukup bagiku
#ODOP#OneDayOnePost#HutangHariKeduaBelas
Cerita hidup ini di alami oleh sahabat saya. Sahabat
yang selama ini selalu tampak ceria seolah-olah tak ada masalah dalam hidupnya.
Hingga pada suatu hari ketika saya memintanya bercerita mengenai masalah
terberat apa yang pernah dia alami, dia mulai bercerita dengan suara parau
seperti menahan tangis yang sulit untuk dibendung. Selama ini, saya tidak
pernah menyangka jika dia pernah mengalami masa-masa sangat berat dalam
hidupnya. Saya sudah mendapatkan ijin dari dia untuk bisa menceritakan kisahnya
disini agar semakin banyak orang yang percaya bahwa Allah tidak akan pernah
meninggalkan hambaNya dalam keadaan apapun. Allah lah satu satunya tempat terbaik
untuk bersandar dan meminta kekuatan. Saya menulisaknnya sebagaimana dia
menceritakan kisahnya pada saya.
Aku
pernah sakit parah waktu kelas 2 SMA mbak, waktu itu aku sakit selama 6 bulan.
Penyebab penyakitnya tidak bisa diketahui secara medis. Mbak, bisa lihat
bekas-bekas luka di wajahku, ini bekas luka waktu itu, mbak. Bekas luka ini
selalu mengingatkanku bahwa Allah telah menolongku dan memberikanku kesempatan
kedua untuk hidup. Waktu sakit itu, aku hampir kehilangan penglihatanku dan
nyawaku. Awal kenaikan kelas 2, aku sama sekali tidak merasakan hal aneh
terjadi, hanya tiba-tiba muncul beberapa jerawat di wajahku. Aku kira itu
jerawat biasa mbak, tapi ternyata jerawat-jerawat itu semakin bertambah banyak
dan semakin membesar. Tak berselang lama, wajahku sudah penuh jerawat yang mengerikan.
Selama 3 bulan pertama, aku dan ibuku bolak-balik dari dokter kulit satu ke
dokter kulit lainnya. Tapi, tak ada hasilnya, yang ada malah semakin parah.
Jerawat-jerawat itu menimbulkan luka yang membusuk. Mbak, pasti takut jika
melihatku saat itu.
Setelah
3 bulan ke dokter tak ada hasil, akhirnya ibu berinisiatif membawaku ke
pengobatan alternative. Saat-saat pengobatan inilah aku merasakan sakit yang
luar biasa. Hampir setiap hari aku tidak bisa tidur, ada bayangan-bayangan aneh
yang mendatangiku setiap malam. Mbak, boleh percaya atau tidak, saat terapis
mulai mengobati wajahku dengan masker daun kelor dan membacakan doa, ada cairan
seperti darah kental tapi berwarna hitam yang keluar dari wajahku. Dan selama
terapi itu, aku mengalami sakit yang sesakit sakitnya, rasanya seperti aku
sudah tidak kuat menahan. Jika bukan karena kekuatan yang Allah berikan melalui
ibuku, aku mungkin sudah menyerah saat itu. Ibu lah yang selalu memberikan
motivasi dan sabar merawatku. Beliau tak pernah sama sekali menangis di depanku
padahal aku tahu pasti saat itu dia juga merasakan sakit yang aku alami.
Selama
3 bulan terakhir, aku tidak masuk sekolah dan tidak pernah pergi kemana-mana
kecuali untuk menjalani terapi. Karena luka yang begitu parah di wajah, aku
sampai kesulitan untuk membuka mulutku, aku hanya bisa makan makanan yang sudah
dilembutkan. Aku sudah pasrah sama Allah, jika memang harus meninggal saat itu,
aku sudah ikhlas, mbak. Hanya Allah tempat aku bisa mengadu, aku kesulitan
membuka mulut untuk berbicara sehingga mungkin terdengar tidak jelas bagi orang
lain tapi Allah sama sekali tidak kesulitan mendengarkanku. Dia bisa
mendengarku tanpa aku perlu berbicara. Dan ternyata Allah pelan-pelan
memberikanku kesembuhan. Setelah 3 bulan menjalani terapi, luka-luka nya mulai
kering. Tapi, perjuangannya tidak selesai sampai disitu. Luka-luka yang sudah
kering meninggalkan bekas yang sulit hilang. Jika luka itu ada di bagian
tubuhku yang lain, mungkin aku masih bisa menutupinya, tapi ini ada di wajahku,
mbak. Banyak orang yang menatap aneh padaku saat itu, tak jarang pula anak
kecil yang kutemui menangis karena takut padaku. Mungkin bagi mereka, aku
terlihat begitu menakutkan saat itu. Aku sempat merasa minder untuk keluar
rumah dan kembali ke sekolah. Tapi, Allah memberikanku teman-teman yang luar
biasa. Mereka tak pernah mengucilkanku. Mereka jugalah yang selalu mengatakan
padaku bahwa hati yang cantik lebih penting dari sekedar fisik. Karena penyakit
itu, aku semakin yakin bahwa Allah tak akan pernah menelantarkan kita seburuk
apapun keadaan kita, mbak. Dia lah yang tak pernah membeda-bedakan hambanya
dari tampilan fisiknya.
Aku pernah menuliskan tentang “Laki-laki itu”
Tentang laki-laki sederhana yang sedang jatuh cinta
Tentang laki-laki sederhana yang memberikan hadiah sederhana
dengan pesan penuh makna pada perempuan itu
Banyak orang yang mengira bahwa itu adalah cerita hidupku
Bukan, itu hanya imajinasi yang sayang jika di abaikan
begitu saja
Beberapa pembaca pun kemudian ada yang mengharapkan
dipertemukan dengan “laki-laki itu”
Laki-laki yang ada dalam ceritaku
Dan kemudian tanpa disangka, cerita itu menjadi nyata
Aku menjadi “perempuan itu”
Hadiah dan pesan yang diberikan kepadaku pun sama seperti
dalam cerita itu
Jangan-jangan dia membaca tulisanku sebelum datang kepadaku
Ah tidak mungkin, dia baru mengenalku dan tak pernah tahu
tentang tulisanku
Lalu bagaimana bisa sama antara cerita dan nyata?
Di Balik Tulisan
Ketika seseorang menulis tentang kebaikan
Bukan berarti dia sudah menjadi orang yang baik
Bisa jadi itu adalah salah satu cara dia mengingatkan
dirisendiri agar menjadi baik
Mungkin banyak orang yang tidak tahu
Bahwa bisa jadi di balik tulisan itu ada banyak hal “jelek”
yang sudah dia lewati
Dan tulisan itu adalah salah satu cara agar dia tak kembali
kepada “kejelekan” itu
Semacam nasihat dan pengingat untuk dirinya sendiri
Yang bisa jadi bermanfaat untuk orang lain
Kami (saya, ibu,abah dan adek ) punya
kebiasaan tiduran bareng-bareng di ruang tengah sambil nonton TV. Kalau sedang
berkumpul semua, biasanya kami heboh sendiri di depan TV, entah itu berebut
remot, berebut tempat tidur, berebut bantal, guling dll. Abah senang sekali
menggodai anak-anaknya ketika sedang berkumpul begitu. Dan biasanya adek lah
yang jadi sasaran di usili. Tapi malam itu, saya juga jadi sasaran.
Meskipun sudah berusaha berpindah posisi di dekat ibu biar bisa fokus nonton TV
tapi abah tetap saja usil. Di saat saya mulai protes dan berusaha untuk
berpindah tempat, abah memeluk saya dan kemudian bilang “ gak kroso, awakmu wes gede sakmene
nduk, diluk kas wes rabi, wes repot karo bojo ne, abahe wes gak iso
nguyel-nguyel maneh”. Saya
langsung diam mendengar abah berkata seperti itu. Selama ini saya berpikir
bahwa abah pasti bahagia melihat anak gadisnya akan segera menikah. Saya baru
menyadari bahwa pasti juga ada perasaan kehilangan dan khawatir di hati nya. “Kehilangan” anaknya yang biasanya masih sering apa-apa minta bantuan
abah. Pun khawatir akan tanggung jawab yang lebih berat yang akan dipikul
anaknya.
Bulan lalu saat ada laki-laki yang datang
serius ingin menikahi saya, abah lah yang paling repot mencari informasi tentang
dia. Bagaimana latar belakangnya, bagaimana keluarganya, dsb.Abah pula yang sepertinya lebih rajin shalat istikhoroh dibandingkan saya. Mungkin di balik sikap tenangnya, abah menyimpan kekhawatiran yang sangat besar. Akankah anaknya bisa menjalani kehidupan baru nya dengan baik?. Akankah laki-laki itu akan memperlakukan anak nya dengan baik? Akankah laki-laki itu benar-benar bertanggung jawab pada hidup anaknya? Akankah anaknya hidup bahagia?. Sepertinya menyerahkan tanggung jawab mengurus anak gadis nya kepada laki-laki lain adalah fase hidup yang membahgiakan sekaligus mengkhawatirkan bagi ayah-ayah yang lain juga.
Tulisan ini untuk kamu yang pernah di takdirkan untuk "bertemu" tapi bukan untuk "bersatu"
Sumber gambar:www.vectorstock.com
Setelah jauh berjalan
Tuhan mempertemukan kita berdua
Di tempat, waktu dan cara yang tak terduga
Rasa syukur dan bahagia pun menyelimuti hari-hari kita
Beberapa rencana juga telah tertata
Namun ternyata kita hanya ditakdirkan untuk bertemu
bukan bersatu
Sedih memang
Tapi tentu saja itu bukan pertemuan yang sia-sia
Anggap saja sebagai proses pendewasaan diri kita
Tak perlu kecewa terlalu lama
Tak perlu menutup diri karena trauma
Dan yakinlah ini memang yang terbaik untuk kita
Jadi tetap bersyukur dan jangan sesali pertemuan kita yaa...
Dalam kamus Oxford, “Cohort” diartikan sebagai “a group of people with a shared characteristics”. Mungkin karena
definisi itulah, salah satu dosen menyebut kami dengan panggilan “cohort”. Dan
entah kenapa tiba-tiba panggilan itu melekat sekali pada kami. Namun sepertinya
definisi seperti berikut ini lah yang paling cocok mendeskripsikan “cohort”
versi kami:
“Cohort” : Sekolompok orang yang dipertemukan dibangku kuliah PPG
selama satu tahun yang kemudian “menggila” bersama dan menciptakan
kenangan-kenangan yang akan dirindukan sepanjang masa.
Kegilaan cohort disebabkan oleh para anggotanya sendiri yang
terdiri dari 19 orang. Masing-masing anggota mempunyai karakter yang unik dan
berbeda satu sama lain sehingga membuat hari-hari selama kuliah semakin
berwarna. Berikut adalah daftar resmi anggota cohort sampai saat ini namun rencananya
akan terus bertambah dengan kehadiran “cohort-cohort
junior”.
Anggota 1: Yogi Budi Hartanto , sering disingkat menjadi
Yogi, B.H (mohon singkatannya tidak dibaca terlalu keras).
Anggota yang sekaligus Ketua dan Tetua yang expert di bidang “perbulian”. Namun
entah kenapa, setelah tak lagi bersama-sama, buliannya menjadi salah satu hal
yang dirindukan oleh anggota yang lainnya.
Anggota 2: Sihab Lapoto Dinata.
Anggota yang mempunyai gaya bicara yang khas, sering
memberikan pujian saat praktek ‘”micro teaching” dan satu-satu nya anggota yang
terkenal seantero kampus karena “Tepuk Sihab” . Untuk sekedar mengembalikan
kenangan, beginilah lirik tepuk yang terkenal tsb (Tepuk Sihab, prok..prok,
SI..prok..prok...Hab..prok..prok...SIHAB grak!)
Anggota 3: David BSN
Anggota yang paling ahli menirukan gaya dan karakter anggota
yang lainnya. Humoris tapi tidak bisa di ganggu gugat jika sudah diam tak
menghiraukan sekitar.
Anggota 4: Andik Setiawan
Anggota yang sering mengeluhkan “salah jurusan” karena
sepertinya minat nya ada di bidang bisnis dan musik. Paling sering menggelar
konser dadakan saat acara senam bersama.
Anggota 5 : Nikodemus Bona
Anggota yang paling rajin belajar (menurut teman sekamarnya)
dan rajin berlatih bahasa jawa. Kemungkinan besar dia tertarik untuk menetap di
jawa.
Anggota 6: Reza Andika
Anggota yang sering kami panggil dengan bapak kepala sekolah
karena postur tubuh nya dan suaranya yang menggema kemana-mana.
Anggota 7: Febri Mega
Anggota yang pernah berhasil menurunkan berkilo-kilo berat
badannya namun kemudian perlahan tapi pasti kembali ke timbangan semula. Pernah
juga digosipkan dengan sesama anggota cohort.
Anggota 8: Heribertus
Anggota yang lebih akrab dengan panggilan “nana heri”. Menjadi
trend setter gerakan senam yang sangat unik hingga membuat peserta senam
lainnya gagal fokus.
Anggota 9: Idul Manafa Damai
Anggota yang mempunyai ekspresi muka yang sama dalam segala
situasi. Pernah di gosipkan dengan dua anggota cewek cohort yang lain. Berharap segera bisa menentukan
pilihannya dengan tepat.
Anggota 10: Naslah Rindu Inayah
Anggota yang sangat menyukai warna “pink” hingga
mendeklarasikan diri sebagai “soft pink
inayah”. Mempunyai cara bicara yang sangat “feminine” dan paling sering ijin
tidak masuk kuliah dengan alasan yang sama.
Anggota 11: Dita Widayati
Anggota yang paling sering tertawa belakangan ketika ada
hal-hal lucu. Seringkali tertawa saat anggota yang lainnya sudah selesai
tertawa dan sudah seru membahasa topik yang lain.
Anggota 12: Selviana Ngara
Anggota yang paling jarang pergi ke gereja dan yang paling
tidak bisa berpisah dengan hp-nya meski hanya 1 detik saja. Pernah sembunyi-sembunyi
ketemuan dengan “pacar” nya namun akhirnya tetap ketahuan juga.
Anggota 13: Maria Aurelia
Anggota yang sangat baik hati karena paling rajin mendoakan
teman-teman lainya saat dia sedang di “buli”. Dan salah satu cohort yang paling
sering di doakan adalah David. Doa nya pun masih kami hafal sampai sekarang, “Ya
Tuhan, berilah David kecerdasan”.
Anggota 14: Dian Chris
Anggota yang paling sering menangis, tapi bukan karena sedih
melainkan karena tertawa. Sudah sangat menghayati perannya sebagai jomblo
hingga membuatnya selalu reflek menoleh ketika ada yang memanggil “mblo”.
Anggota 15: Heni Prastiwi
Anggota yang tak bosan-bosannya menobatkan dirinya sendiri
sebagai “wanita dewasa elegan” . Seringkali juga membuat anggota yang lain “pura-pura”
tidak mengenalnya saat dia mulai beraksi di tempat umum.
Anggota 16: Arini Novita Sari
Anggota yang paling bersemangat untuk berkaraoke bersama dan
telah berhasil menularkan kecanduan dangdut kepada anggota yang lainnya. Lagu “Bang
Jono” yang pernah dinyanyikannya pun pernah menjadi sangat booming diantara
kami.
Anggota 17: Ida Maghfiroh
Anggota yang paling “kalem” dan paling sering diteriakkan
namanya oleh anggota cewek ketika jam-jam berangkat kuliah sudah mepet.
Anggota 18: Rima Mei
Anggota yang sekaligus menjabat sebagai bu lurah. Terkenal
paling tegas saat ada masalah tapi paling cengeng saat nonton film bersama.
Anggota 19: Izzati Q.A
Anggota yang paling sering menetaskan air mata di kelas saat
ada sesi “ceramah” karena saking tidak kuat nya menahan kantuk. Sengaja menuliskan ini karena kerinduan yang mendalam :-)
Begitulah
kira-kira “gambaran” singkat para anggota cohort. Dan untuk nama-nama yang
sudah di sebutkan, di manapun kalian berada, apapun kesibukan kalian, “kegilaan”
bersama kalian tak kan pernah tergantikan. I miss you, hortt!!!!
Kita dipertemukan saat kita sudah sama-sama pernah
merencanakan hidup dengan orang lain
Kamu dengan perempuan itu
Dan aku dengan laki-laki itu
Tapi itu ternyata hanya menjadi rencana lalu
Kamu tidak berhasil dengan perempuan itu
Dan aku pun juga begitu dengan laki-laki itu
Lalu kamu dan aku dipertemukan Tuhan melalui jalan yang tak
disangka
Dan bukankah saat itu hati kita masih sama-sama ragu
Kamu ragu denganku
Aku juga ragu denganmu
Tapi mau bagaimana jika Tuhan sudah membalikkan hati kita
Hatimu dan bahkan hati orang tua mu dibalikkan ke padaku
Hatiku dan bahkan hati orang tua ku dibalikkan padamu
Dan proses mempersatukan keluargaku dan keluargamu pun terasa begitu mudah
Kini tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri menempuh
perjalanan baru
Perjalanan yang tentu saja banyak tantangan namun pasti akan
menyenangkan jika kita jalani bersama
Perjalanan yang tentu saja tak hanya membutuhkan harta dan
cinta
Ilmu dan iman lah yang menjadi bekal utama
Seperti
biasanya sebelum memulai pelajaran, Bu Mawar, guru yang sekaligus wali kelas di
kelas X di sebuah SMK memberikan nasihat
dan mengingatkan siswa-siswi nya bahwa UTS sudah di depan mata. Bu Mawar juga
memanggil beberapa siswa yang belum mengumpulkan fotokopi ijazah dan SKHU agar
segera mengumpulkan. Satu persatu, siswa-siswi tersebut di panggil dan di
tanyai mengenai alasan yang membuat mereka belum bisa mengumpulkannya.
Kebanyakan siswa mengatakan bahwa mereka lupa membawa, meskipun ada beberapa
yang memang ijazah dan SKHU nya masih belum bisa diambil dari sekolah SMP nya dulu.
Ada juga salah satu siswa yang merupakan pindahan dari luar kota dengan suara
pelannya mengatakan bahwa ia belum bisa mengumpulkan dikarenakan jarak yang
jauh.
Siswa : “Bu, saya belum bisa mengumpulkan fotokopian ijazah
dan SKHU nya”
Guru : "Lho, memangnya kenapa?"
Siswa : "Sekolah SMP nya saya dulu jauh bu, kemarin Bapak
sudah menelpon ke sekolah, katanya sudah dikirimkan sama guru saya beberapa
minggu yang lalu tapi sampai sekarang belum sampai.”
Guru : “Memangnya di alamatkan kemana kok belum sampai? Ke rumah
atau ke sekolah?”
Siswa : “ Ke sekolah bu”
Guru : “ Alamat yang diberikan sudah benar kan?”
Siswa : “ Sudah bu”
Guru : “Kok bisa belum sampai ya? Itu dokumen penting lho,
jangan sampai hilang, harus segera di cek. Nanti bilang sama Bapaknya ya suruh
ngecek no.resi pengirimannya biar bisa dilacak ada dimana paketannya sekarang.”
Siswa : “Iya bu, nanti saya bilang ke Bapak.”
Guru : “Oke, besok bu guru tunggu kabarnya. Oh ya,
ngomong-ngomong paketannya itu dikirim lewat POS atau JNE?”
Siswa :“ Ehmmm...kurang tau bu. Tapi kata Bapak, guru SMP saya
sudah mengirimkannya lewat email beberapa minggu yang lalu.”
Guru : ????!!!!!!%%%%%%%%%%%%%%%%
NB: Nama sengaja disamarkan untuk menjaga privasi J hehe
"Saya mau nulis di blog ah, lama gak nulis", gumam saya yang kemudian bersegera mengambil laptop dan menghidupkannya.
Tiba-tiba hp bergetar, ada bbm masuk dan beberapa jam kemudian sudah asik dengan hp, entah itu mengecek WA, facebook maupun instagram. Laptop yang awalnya hidup sudah mati sendiri, ide menulis pun juga sudah hilang. Sebenarnya, saya jarang sekali update apapun di sosmed tapi saya termasuk silent reader yang aktif dan penasaran dengan banyak hal sehingga bisa betah berlama-lama mengutak-atik hp. Dan hal ini sudah berulang kali terjadi. Selain itu, entah mengapa saya cenderung lebih sedikit dan jarang menulis ketika semua nya berjalan baik-baik saja. Berbeda sekali ketika sedang galau, sepertinya banyak sekali ide yang ingin dituliskan sebagai bentuk "hiburan" untuk diri sendiri. Karena beberapa hal itulah, maka blog saya pun bagai rumah kosong yang tidak berpenghuni.
Dan kemudian tiba-tiba tadi malam secara tidak sengaja membaca postingan Bang Syaiha tentang writing challenge "ODOP" (One Day One Post). Grup ODOP ini menantang anggotanya untuk menulis dan mengepostkan tulisan di blog/fb/twitter setiap hari selama bulan Januari. "Wah ini kayak grup ODOJ (One Day One Juz)" batin saya. Kebetulan saya sudah bergabung dengan ODOJ, memang sih awalnya banyak godaan ingin keluar grup karena alasan ini itu tapi alhamdulilah sampai sekarang masih bisa bertahan dan mulai terbiasa. Saya pikir sepertinya saya nanti akan terbiasa menulis juga jika ikut bergabung di ODOP ini. Memang awalnya harus "terpaksa" terlebih dahulu biar jadi "terbiasa". Harus ada deadline yang jelas biar tidak tertunda-tunda lagi. Baiklah, saya putuskan untuk mendaftar lewat WA malam itu juga.
Dan semoga saya bisa menyelesaikan Writing Challenge ini dengan baik sampai akhir Januari. Jika di tengah perjalanan nanti semangat menulis mulai kendur, semoga tulisan ini bisa mengingatkan betapa hari ini, Senin 11 Januari 2016, hari pertama tantangan menulis ODOP, saya begitu bersemangat untuk memulai dan menyelesaikan tantangan ini. Bismillah..
Tiba-tiba hp bergetar, ada bbm masuk dan beberapa jam kemudian sudah asik dengan hp, entah itu mengecek WA, facebook maupun instagram. Laptop yang awalnya hidup sudah mati sendiri, ide menulis pun juga sudah hilang. Sebenarnya, saya jarang sekali update apapun di sosmed tapi saya termasuk silent reader yang aktif dan penasaran dengan banyak hal sehingga bisa betah berlama-lama mengutak-atik hp. Dan hal ini sudah berulang kali terjadi. Selain itu, entah mengapa saya cenderung lebih sedikit dan jarang menulis ketika semua nya berjalan baik-baik saja. Berbeda sekali ketika sedang galau, sepertinya banyak sekali ide yang ingin dituliskan sebagai bentuk "hiburan" untuk diri sendiri. Karena beberapa hal itulah, maka blog saya pun bagai rumah kosong yang tidak berpenghuni.
Dan kemudian tiba-tiba tadi malam secara tidak sengaja membaca postingan Bang Syaiha tentang writing challenge "ODOP" (One Day One Post). Grup ODOP ini menantang anggotanya untuk menulis dan mengepostkan tulisan di blog/fb/twitter setiap hari selama bulan Januari. "Wah ini kayak grup ODOJ (One Day One Juz)" batin saya. Kebetulan saya sudah bergabung dengan ODOJ, memang sih awalnya banyak godaan ingin keluar grup karena alasan ini itu tapi alhamdulilah sampai sekarang masih bisa bertahan dan mulai terbiasa. Saya pikir sepertinya saya nanti akan terbiasa menulis juga jika ikut bergabung di ODOP ini. Memang awalnya harus "terpaksa" terlebih dahulu biar jadi "terbiasa". Harus ada deadline yang jelas biar tidak tertunda-tunda lagi. Baiklah, saya putuskan untuk mendaftar lewat WA malam itu juga.
Dan semoga saya bisa menyelesaikan Writing Challenge ini dengan baik sampai akhir Januari. Jika di tengah perjalanan nanti semangat menulis mulai kendur, semoga tulisan ini bisa mengingatkan betapa hari ini, Senin 11 Januari 2016, hari pertama tantangan menulis ODOP, saya begitu bersemangat untuk memulai dan menyelesaikan tantangan ini. Bismillah..
Subscribe to:
Posts (Atom)