Monday 1 February 2016 4 komentar

Salah Pergaulan

                Tadi pagi, sekitar jam 05.00, saat saya masih menyetrika baju seragam, tiba-tiba ada suara tangis seorang perempuan di depan rumah. Saya langsung tinggalkan setrika saya yang masih panas dan mencari sumber suara. Ternyata di ruang tamu, sudah berkumpul abah, ibuk dan seorang ibu yang sedang menangis. Ibu tersebut masih ada hubungan saudara dengan keluarga kami. Saya penasaran apa yang terjadi tapi tidak sopan jika tiba-tiba ikut nimbrung. Saya hanya mendengarkan samar-samar dari belakang sambil menyetrika. Saya mendengar ibuk saya berusaha menenangkan ibu yang sedang menangis tadi. Sedangkan abah sepertinya menunggu ibu tadi menyelesaikan tangisnya. Masih dengan isak tangis nya, sang ibu bercerita bahwa anak laki-laki nya yang duduk di kelas 1 smp baru saja ketahuan mencuri hp saudara nya sendiri. Ibu tersebut begitu kecewa dan tidak tahu harus bagaimana lagi menasihiti anaknya. Selama ini beliau mendidik dan membiaya ke empat anak-anaknya sendiri. Suaminya sudah lama meninggal ketika anak ke empatnya masih dalam kandungan. Tidak ada tempat untuk beliau berbagi cerita dan meminta pendapat. Beliau berjuang keras agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Anak yang pertama sudah hampir menyelesaikan S1 nya, anak kedua hampir lulus dari SMA, anak ketiga duduk di kelas 1 SMP dan anak yang terakhir baru kelas 1 SD. Beliau tidak hanya membekali anak-anaknya dengan pendidikan formal namun juga dengan pendidikan agama. Anak-anaknya selalu di ikutkan dalam kegiatan di pesantren. Anak pertama dan ke dua pun sampai sekarang juga masih tinggal di pesantren. Ketika anak ketiga nya lulus SD, beliau menawarkan anaknya untuk bersekolah di lingkungan pesantren. Sang anak pun setuju dan memilih pesantren yang terkenal di lingkungan kami. Meskipun ibu tersebut kesulitan untuk membayar biaya sekolah dan pesantren yang cukup mahal namun beliau tetap mengabulkan keinginan anaknya agar sang anak mendapatkan pendidikan terbaik. Namun sayang anak tersebut hanya betah beberapa bulan saja di pesantren padahal sang ibu sudah bersusah payah membayar semua biayanya.
Sebelum sang anak tinggal di pesantren ternyata dia sudah berteman dengan teman-teman yang kurang baik. Dia berteman akrab dengan anak-anak yang tidak jelas kegiatan sehari-hari nya karena memang sebagian dari mereka tidak mendapatkan perhatian dari orang tua nya. Anak-anak tersebut bahkan sudah berkali-kali ketahuan mencuri di lingkungan saya. Berkali-kali sudah di peringatkan tapi tidak pernah kapok.  Dan sayang seribu sayang, anak sang ibu tadi sudah terlanjur akrab dengan anak-anak ini.  Sang anak seringkali pulang dari pondok sendiri dan kemudian berkumpul degan teman-temannya tadi dan ketika sang ibu ingin mengantarkan anak nya kembali ke pesantren, dia menolak. Dia tidak mau lagi ke pesantren. Dia ingin di rumah. Bahkan beberapa kali ketika pulang dari pesantren, sang anak tidak pulang ke rumah melainkan bermain di rumah teman-temannya tadi. Hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa tadi yang membuat hati ibu begitu terluka dan kecewa. Ketika sang ibu mengajak anak nya berkunjung ke rumah saudaranya ternyata sang anak malah mencuri hp saudara nya tadi yang sedang di charge. Berlipat-lipat lah ke kecewaan di hati ibu tadi. Bagaimana tidak, selama ini beliau sudah bekerja keras mendidik dan membiayai seluruh kebutuhan anaknya sendiri ternyata anak nya selama ini sudah banyak mendaptkan pengaruh buruk dari teman-temannya. Belum lagi, ucapan-ucapan dari saudara-saudara nya yang menyalahkan sang ibu yang di anggap tidak becus mengurus anak nya. Ah, begitu berat ujian yang harus di hadapi ibu tersebut.

                Dari kejadian ini, kita bisa mnegambil hikmah bahwa sebagai seorang ibu atau ayah, kita harus benar-benar memastikan bagaimana lingkup pergaulan anak kita nantinya. Ikut mengenal dengan baik teman-teman anak kita. Bahkan jika perlu, sebagai orang tua juga ikut berteman dengan mereka. Sesekali mengundang teman-teman anak kita ke rumah agar kita bisa tahu betul bagaimana pertemanan anak kita sekaligus menyelami dunia nya. 

#ODOP#OneDayOnePost#FebruariMembara1
 
;